Konfigurasi
transistor kali ini akan sedikit lebih sederhana dalam segi perhitungan.
Konfigurasi transistor kali ini disebut konfigurasi penguat common-kolektor.
Perhatikan gambar skematiknya dibawah ini.
konfigurasi
rangkaian seperti ini disebut konfigurasi common-kolektor karena (mengabaikan
baterai power supply) kedua sumber sinyal dan beban menjadikan kolektor sebagai
titik atau terminal koneksi common. perhatikan gambar dibawah ini.
gambar diatas
menjelaskan kalau beban resistor pada circuit penguat (amplifier)
common-kolektor menerima kedua arus, yaitu arus basis dan arus kolektor. Ini
berarti beban akan menerima arus emitor, dimana arus emitor itu merupakan
penjumlahan arus basis dan arus kolektor. Jadi masuk akal kalau menganggap amplifier
common-kolektor ini memiliki keuntungan dalam jumlah arus, yaitu arus yang
lebih besar bila dibandingkan dengan konfigurasi penguat transistor yang
lainnya.
Sekarang kita coba
untuk analisis sirkuit penguat common-kolektor ini, untuk melihat apa yang unik
tentang sirkuit penguat (amplifier) ini. perhatikan gambar rangkaian dibawah
ini.
Berbeda dengan
penguat common-emitor yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, yang dimana
tegangan output berbanding terbalik dengan meningkatnya tegangan input. Pada
penguat common-kolektor, tegangan output tersebut berbanding lurus dengan
tegangan input. Dengan kata lain, tegangan output akan meningkat saat tegangan
input meningkat. Selain itu tegangan output hampir sama dengan tegangan input,
hanya berbeda sekitar 0,7 volt.
Inilah uniknya dari
penguat common-kolektor, yaitu tegagan output hampir sama dengan tegangan
input. Penguat (amplifier) ini memiliki keuntungan tegangan yang hampir persis
kesatuan (1), atau 0 dB. Hal ini berlaku untuk transistor dengan semua nilai β
dan resistor beban dengan semua nilai resistansi.
Sangat sederhana
sekali bila kita ingin memahami mengapa tegangan output hampir sama dengan
tegangan input. Perhatikan gambar model transistor dioda-sumber arus dibawah
ini. kita tahu kalau arus basis merupakan arus yang melalui sambungan PN
basis-emitor, dan untuk mengaktifkan transistor, sambungan PN
basis-emitor(dioda) tersebut harus menjadi bias maju, dimana saat bias maju
akan terjadi drop tegangan maju sebesar 0,7 volt pada sambungan PN basis-emitor
tersebut.
Melihat polaritas
tegangan sambungan PN basis-emitor, dan beban resistor. Kita bisa melihat kalau
kedua tegangan ini dijumlahkan akan menjadi tengangan yang sama dengan
tengangan input, sesuai dengan hukum tegangan kirchhoff. Dengan kata lain
tegangan output tegangan beban akan selalu menjadi kurang 0,7 volt dari
tegangan input. Cutoff terjadi pada tegangan input dibawah 0,7 volt dan
saturation (kejenuhan) terjadi pada saat tegangan input lebih besar dari
tegangan baterai yang ditambah 0,7 volt.
Karena sifat atau
perilakunya yang seperti ini, dimana beban tegangan emitor mengikuti tegangan
input. sirkuit penguat common-kolektor juga dikenal sebagai tegangan pengikut,
atau emitor pengikut penguat.
Menerapkan sirkuit
penguat common-kolektor ke amplifikasi sinyal AC membutuhkan input dengan bias
yang sama dalam sepanjang siklus, oleh karena itu tegangan DC harus ditambahkan
ke sinyal input AC untuk menjaga agar transistor selalu dalam mode aktif selama
atau sepanjang siklus. Perhatikan gambar dibawah ini.
Gambar dibawah ini menunjukkan hasil simulasi,
bahwa tegangan output sirkuit tersebut tergantung atau mengikuti tegangan
inputan. Gambar dibawah ini juga menjelaskan kalau tegangan output dan input
memiliki amplitudo puncak ke puncak(peak to peak) yang sama.
Perhatikan juga
gambar dibawah ini, yang menganalisa beberapa titik penting pada rangkaian
tersebut dengan osiloskop.
Pada penguat
(amplifier) dengan konfigurasi seperti ini tidak akan memperoleh penambahan
tegangan, melainkan hanya penguatan arus. Jika pada artikel sebelumnya
bagaimana konfigurasi penguat common-emitor memiliki penguatan arus yang sama
dengan nilai β transistor, yang dimana β merupakan rasio beberapa kali
penguatan dari arus basis (arus pengendali), atau dengan kata lain β merupakan
rasio perbandingan antara arus kolektor dan arus basis. Pada konfigurasi
penguat common-kolektor, beban terletak seri dengan emitor, sehingga besarnya
penguatan arus sama dengan besarnya arus emitor. Dan besarnya arus emitor sama
dengan arus kolektor yang ditambah dengan arus basis (β ditambah 1).
Sekali lagi,
transistor PNP juga bisa digunakan dalam konfigurasi penguat common-kolektor
seperti halnya transistor NPN. Perhitungan keuntungan dari penguatan semua
sama, namun yang beda hanya pada polaritas tegangan atau arah aliran arus.
Seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah ini.
Aplikasi paling
populer dari konfigurasi penguat common-kolektor adalah sebagai pengatur
tegangan power supply DC. Dalam hal ini, dimana tegangan sumber yang tidak
diatur atau yang berubah-berubah (bervariasi), akan dipotong atau dibatasi
sehingga menjadi nilai tegangan yang diinginkan serta stabil untuk dipasok ke
beban. Dan fungsi regulator tegangan bisa didapat dari dioda zener, seperti
yang ditunjukkan gambar dibawah ini. Bagi yang belum tahu, apa itu dioda zener?
Bisa buka artikel sebelumnya yang membahas tentang “Dioda zener sebagai regulator tegangan”.
Namun bila mode ini
langsung digunakan, jumlah arus yang mungkin diberikan ke beban akan menjadi
sangat terbatas. Karena pada dasarnya sirkuit ini, mengatur tegangan beban
dengan menjaga arus yang melalui resistor seri dengan tahanan yang cukup
tinggi, agar semua tegangan yang berlebih bisa jatuh diatasnya.
Dan salah satu cara
untuk meningkatkan kemampuan penanganan arus dari rangkaian regulator seperti
ini adalah dengan menggunakan transistor dengan konfigurasi common-kolektor
untuk memperkuat arus ke beban, sehingga rangkaian dioda zener hanya menangani
arus yang diperlukan oleh basis transistor. Seperti pada gambar dibawah ini.
Dan perlu diingat,
hasil rangkaian tersebut akan menghasilkan tegangan beban yang sama dengan
tegangan zener dikurangi 0,7 volt. Pengurangan tegangan zener ini terjadi
karena adanya drop tegangan maju basis-emitor, yang sebesar 0,7 volt. Dan
perbedaan 0,7 volt ini akan konstan dalam berbagai beban arus, oleh karena itu
dalam aplikasi ini pemilihan rating dioda zener bisa dilebihkan 0,7 volt.
Terkadang penguatan
arus yang tinggi dari satu atau single-transistor dengan konfigurasi
common-kolektor tidak cukup bila digunakan dalam aplikasi tertentu. Jika hal
seperti ini terjadi, maka beberapa transistor dapat digunakan secara bersamaan
atau saling dihubungkan, dan konfigurasi transistor seperti ini biasa dikenal
sebagai konfigurasi pasangan darlington (Darlington pair). Seperti yang ditunjukkan oleh gambar dibawah
ini.
Pasangan darlington
pada dasarnya menempatkan satu transistor sebagai beban common-kolektor dari
transistor lain. Sehingga mengalikan penguatan arus masing-masing. Arus basis
dari transistor kiri-atas, diperkuat oleh emitor transistor yang terhubung
langsung dengan basis transistor kanan-bawah yang juga diperkuat, dan hasil
penguatan arus keseluruhan adalah sebagai berikut:
Dan tegangan beban
pada konfigurasi ini akan sebesar tegangan input yang dikurangi 1,4 volt. Perhatikan
gambar dibawah ini.
Darlington pair dengan konfigurasi common-kolektor akan kehilangan tegangan sebesar 2 kali tegangan drop dioda |
Pasangan darlington
(Darlington pair) dapat dibeli dalam sebuah komponen diskrit (dua transistor
dalam satu paket), atau bisa juga dibuat dari sepasang transistor individu. Dan
tentu saja, bila diinginkan penguatan arus yang lebih besar lagi, darlington
triplet atau quadruplet dapat dibuat seperti halnya contoh diatas.
Sampai disini dulu artikel penguat common-kolektornya. baca juga artikel tentang amplifier yang lainnya dengan konfigurasi yang berbeda, seperti "Penguat common-emitor" dan "Penguat common-basis". semoga artikel-artikelnya bisa bermanfaat. amiin...
tombol share menutupi konten, mohon diperbaiki
ReplyDelete