Setelah pada artikel
sebelumnya kita membahas pengenalan transistor, maka pada artikel kali ini kita
akan membahas bagaimana transistor bila difungsikan sebagai saklar. Pada
trasnsistor bipolar, arus kolektor secara proporsional dibatasi oleh arus
basis. Sehingga hal ini membuat transistor bisa digunakan sebagai jenis saklar
pengontrol arus. Sebuah aliran elektron yang relatif kecil yang mengalir
melalui basis mampu mengontrol aliran elektron yang jauh lebih besar yang
mengalir melalui kolektor. Misalnya saja kita memiliki lampu yang bisa
dikontrol ON dan OFF menggunakan saklar, maka gambar rangkaian lampu yang
sederhana tersebut akan seperti gambar dibawah ini (gambar a).
Pada rangkaian lampu
sederhana tersebut kita bisa menempatkan transistor ditempat saklar untuk
menunjukkan bagaimana transistor bekerja sebagai pengontrol aliran elektron
atau arus seperti halnya fungsi saklar. Ingat, bahwa arus yang dikontrol atau
arus utama tersebut mengalir dari kolektor ke emitor atau sebaliknya dari
emitor ke kolektor (tergantung jenis transistor PNP atau NPN). Karena kolektor
dan emitor merupakan kaki transistor yang dilalui arus utama, maka kaki
kolektor dan emitor harus diposisikan seperti 2 terminal saklar. Kita juga
harus memperhatikan bahwa aliran elektron berlawanan dengan simbol panah yang
ada pada kaki emitor, hal ini bertujuan agar transistor bekerja pada bias yang
benar. Coba perhatikan gambar b dan c dibawah ini (perbedaan antara rangkaian
transistor PNP dan NPN jika digunakan sebagai saklar).
(a) saklar mekanikal, (b) transistor NPN sebagai saklar, (c) transistor PNP sebagai saklar |
Tidak ada masalah dalam pemilihan jenis transistor, baik PNP atau
NPN dapat digunakan, yang terpenting adalah arah aliran arus harus tepat agar
transistor bekerja dalam bias yang benar.
Dalam hal ini, kita
menggunakan transistor NPN sebagai rangkaian contoh kita. Arus basis merupakan
arus yang mengontrol transistor, tanpa adanya arus basis atau arus basis sama
dengan nol, maka transistor tidak akan ON dan lampu juga tidak akan ON (lampu
Off / mati terus). Oleh karena itu kita perlu menambahkan sesuatu untuk
memiliki arus basis. Ingat pada transistor NPN, arus basis merupakan arus yang
mengalir dari emitor ke basis (arah aliran arus berlawanan dengan arah simbol
panah pada emitor). Dan hal yang mungkin paling sederhana untuk dilakukan
adalah menghubungkan kabel antara basis dengan kolektor dengan menggunakan
saklar, seperti gambar dibawah ini.
Transistor : (a) cutoff, lampu off, (b) jenuh(saturation), lampu on |
Jika saklar terbuka
seperti pada gambar (a) diatas, itu berarti kawat basis tidak terhubung dengan
apapun dan tidak ada arus atau elektron yang mengalir pada basis transistor
tersebut atau arus basis sama dengan nol. Dalam keadaan ini transistor
dikatakan menjadi cutoff (menghambat atau mematikan aliran arus). Dan jika
saklar tertutup seperti pada gambar (b) diatas, elektron akan dapat mengalir
dari emitor ke basis transistor, lalu melalui saklar dan sisi kiri lampu, dan
kembali ke baterai pada sisi positifnya. Arus basis ini memungkinkan untuk
mengalirkan elektron yang jauh lebih besar dari emitor ke kolektor (mengalirkan
arus utama). Sehingga lampu akan menyala dengan terang. Dalam keadaan arus
sirkit maksimum seperti ini, transistor dikatakan menjenuh.
Tentu saja rangkaian
atau sirkuit transistor diatas nampak sia-sia, untuk apa kita menggunakan
transistor bila kita masih menggunakan saklar pada sirkuit tersebut? Mengapa
tidak kembali pada sirkuit yang sebelumnya saja, dimana kita tidak menggunakan
transistor tapi menggunakan saklar secara langsung untuk mengontrol On-Off
lampu?
Memang fungsi
transistor pada sirkuit diatas hanya sebuah contoh, namun pada sirkuit itu
dapat menjelaskan bahwa untuk menghidupkan transistor atau untuk melewatkan
arus utama yang besar hanya diperlukan arus basis yang kecil. Hal ini mungkin
menjadi keuntungan penting bila saklar yang digunakan memiliki rating arus yang
kecil. Kita misalkan saja rating arus saklar pada sirkuit diatas itu kecil. Jadi
sebuah saklar kecil dapat digunakan mengontrol arus beban yang relatif tinggi
dengan menggunakan rangkaian sikuit transistor sebagai saklar (seperti gambar
diatas). Dan yang lebih penting, perilaku pengendali transistor tersebut
memungkinkan kita untuk menggunakannya dengan tujuan yang sama,namun dengan device
pengontrol arus basis transistor yang berbeda. Perhatikan gambar dibawah ini,
dimana sepasang sel surya menyediakan tegangan 1V yang dapat mengatasi tegangan
pengendali transistor 0,7 VBE sehingga mampu untuk memberikan arus
basis dan menghidupkan transistor, yang berarti juga bisa mengontrol lampu.
Sel surya berfungsi sebagai sensor cahaya |
Atau kita juga bisa
menggunakan termokopel dengan jumlah yang banyak dan dihubungkan secara seri,
sehingga dapat memberikan arus basis untuk mengaktifkan transistor. Lihat
gambar dibawah ini.
Dengan menggunakan sensor panas (termokopel) |
Sebuah termokopel
tunggal dapat menyediakan 10s mV, dengan jumlah banyak dalam seri akan bisa
menghasilkan tegangan lebih dari 0,7 V
(teggangan pengendali transistor VBE ). Sehingga dapat memberikan
arus basis, dan arus utama atau arus kolektor dapat mengalir ke lampu.
Bahkan mikrofon
dengan tegangan dan arus yang cukup dapat mengaktifkan transistor. Asalkan
outputnya disearahkan dulu dari AC ke DC, agar sambungan PN atau PN junction
emitor-basis di dalam transistor tersebut selalu bias maju. Seperti gambar
dibawah ini.
Dengan sinyal AC dari mikrofon yand disearahkan terlebih dulu menjadi DC |
Mungkin fungsi
transistor sudah cukup jelas sekarang, dimana sumber arus DC yang cukup dapat
digunakan untuk mengaktifkan transistor, dan disini kita melihat fungsi
transistor tidak hanya sebagai saklar(switching) , tapi juga sebagai penguat(amplifier).
Dimana sinyal daya yang relatif rendah dapat mengontrol jumlah daya yang
relatif besar. Dan perlu untuk dicatat dan diingat bahwa daya yang sebenarnya
digunakan untuk menghidupkan lampu adalah daya yang berasal dari baterai yang
berada di kanan skema atau sirkuit, bukannya dari daya kecil atau sinyal arus
kecil solar cell, termokopel, dan mikrofon yang sedang ajaib berubah menjadi
daya yang besar. Namun sebaliknya, sumber-sumber daya kecil itu hanya
mengendalikan daya baterai untuk menerangi lampu.
Baca juga artikel selanjutnya tentang "Bagaimana cara mengecek atau mengetahui kondisi transistor bipolar " dan "Transistor dalam mode aktif"
makasih
ReplyDeleteOk makasih artikel nya,.. buat rfernsi tambahan aj Penggunaan Transistor sebagai Saklar
ReplyDeleteterimakasih minsudah share
ReplyDeletesolder uap tangan