Transistor bipolar
merupakan komponen elektronika yang terdiri dari tiga lapis bahan
semikonduktor, baik yang berjenis PNP maupun NPN. Transistor dapat dibayangkan
seperti dua dioda yang terhubung membelakangi (back to back) saat diuji atau
dicek dengan multimeter. Seperti yang diilustrasikan oleh gambar dibawah ini.
hasil pembacaan resistansi rendah akan didapatkan bila ujung probe yang
berwarna hitam(-) dihubungkan dengan basis yang bertipe N pada transistor PNP.
Dan ujung probe yang berwarna merah(+) dihubungkan dengan kaki emitor, hasil
yang sama (resistansi rendah) juga akan ditunjukkan bila ujung probe merah(+)
dihubungkan dengan kolektor, dan ujung probe satunya (-) tetap terhubung dengan
basis. Dan pembacaan hasil resistansi rendah ini disebut bias maju, dan begitu
sebaliknya bila polaritas pengukuran dibalik, maka resistansi akan menunjukkan
nilai yang begitu besar. Dan hasil resistansi yang begitu besar ini disebut
bias mundur.
Pengecekan transistor PNP |
Beberapa multimeter
biasanya tidak hanya dilengkapi dengan Ohmmeter, tapi juga ada yang dilengkapi
dengan fungsi khusus untuk dioda yaitu “dioda check”. Jika multimeter anda
terdapat fungsi ukur khusus dioda, maka menggunakan itu akan lebih baik dari
pada menggunakan ohmmeter. Dengan fungsi pengukuran khusus dioda tersebut kita
bisa mengetahui tegangan maju yang sebenarnya pada persimpangan PN.
Pada transistor NPN
tentu saja hasil pembacaan multimeter akan sebaliknya, karena kedua persimpangannya
menghadap kearah lain. Hasil pembacaan dengan nilai resistansi rendah akan
didapat bila probe multimeter (ohmmeter) yang berwarna merah(+) tersebut berada
pada kaki basis yang bertipe positif(+).
Jika kita menguji
atau mengukur transistor dengan “dioda check” maka kita akan mengetahui kalau
tegangan maju basis-emitor akan sedikit lebih besar dari tegangan maju
basis-kolektor. Perbedaan tegangan maju ini dikarenakan adanya perbedaan konsentrasi
dalam sebuah proses saat membuat transistor yang dinamakan doping(level
doping). Perbedaan level doping antara emitor dan kolektor, dimana emitor
terdiri dari bahan semikonduktor yang level dopingnya lebih tinggi daripada
kolektor, menyebabkan drop tegangan maju emitor dengan basis, sedikit lebih
tinggi atau lebih besar.
Mengetahui hal ini
kita bisa menentukan atau mengetahui kawat atau kaki-kaki transistor. Hal ini
penting karena biasanya kemasan transistor tidak standar, sehingga kita tidak
bisa menentukan kaki-kaki transistor tersebut hanya secara fisik. Transistor
memiliki tiga kawat atau kaki yang bernama emitor,basis, dan kolektor. Misalkan
saja seorang teknisi ingin mengetahui kaki-kaki transistor menggunakan
multimeter dengan fungsi khusus dioda(diode check). Teknisi tersebut mengukur
dan mencatat hasil yang diperoleh dari pengukuran tiap pasang kaki transistor
tersebut. Perhatikan gambar dibawah ini dan lihat hasil pengukurannya.
Transistor bipolar yang tidak diketahui. carilah kaki-kaki transistor tersebut, yang mana emitor, basis, dan kolektor? |
Hasil pengukuran
yang didapat pada tiap pasang kaki atau kawat transistor adalah sebagai berikut
:
- · Pada kawat 1(+) dan kawat 2(-) adalah “OL”
- · Pada kawat 1(-) dan kawat 2(+) adalah “OL”
- · Pada kawat 1(+) dan kawat 3(-) adalah “0,655 V”
- · Pada kawat 1(-) dan kawat 3(+) adalah “OL”
- · Pada kawat 2(+) dan kawat 3(-) adalah “0,621 V”
- · Pada kawat 2(-) dan kawat 3(+) adalah “OL”
Dari hasil
pengukuran diatas tersebut yang menunjukkan tegangan maju adalah
- · kawat 1 dan 3, dimana kawat 1 dihubungkan dengan probe berwarna merah atau positif(+) dan kawat 3 yang dihubungkan dengan probe yang berwarna hitam(-), dan tegangan maju 0,655V.
- · kawat 2 dan 3, dimana kawat 2 dapat probe positif dan kawat 3 dapat probe negatif. Dan tegangan maju 0,621 V.
Kedua tegangan maju
tersebut merupakan drop tegangan maju dari persimpangan emitor-basis dan
kolektor-basis. Karena kedua tegangan maju tersebut adalah hubungan kaki-kaki
transistor dengan kaki basis transistor, maka jelas terlihat bahwa kaki atau
kawat 3 adalah basis transistor itu. Dan dari hasil pengukuran diatas juga
terlihat, kalau kedua tegangan maju tersebut terdiri dari kawat 1-3 dan kawat
2-3, dan kawat 3 yang merupakan basis transistor tersebut mendapatkan probe
ukur warna hitam atau negatif (-), dan dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa
basis transistor merupakan bahan semikonduktor yang bertipe-N atau dengan kata
lain transistor ini bertipe PNP dengan basis pada kawat 3, emitor pada kawat 1,
dan kolektor pada kawat 2. (Seperti yang dijelaskan pada gambar dibawah ini).
Identifikasi transistor bipolar (BJT) |
Jadi penting untuk
diingat bahwa kaki basis transistor belum tentu kawat transistor yang berada
ditengah. Hal ini memang cukup membingungkan bagi orang awam, namun
satu-satunya cara untuk menentukannya adalah dengan multimeter(alat ukur) atau
dengan referensi “lembar data” dokumentasi pabrikan transistor.
Meskipun transistor
dapat dibayangkan seperti dua dioda yang terhubung back to back saat melakukan
pengcekan dengan multimeter. Namun kenyataannya, dua dioda yang dihubungkan seperti
transistor itu gagal atau tidak dapat digunakan sebagai perangkat penguat
seperti transistor pada umumnya. Untuk menggambarkan paradoks ini, perhatikan
gambar diagram sirkuit transistor sebagai saklar dibawah ini.
Ilustrasi aliran arus pada sambungan PN transistor |
Sebuah panah
diagonal yang berwarna abu-abu menunjukkan arah aliran elektron melalui emitor
ke basis. Arah aliran elektron ini masuk akal, karena elektron mengalir dari
emitor yang bertipe N ke basis yang bertipe P (bias maju). Namun pada
persimpangan atau sambungan basis-kolektor ada masalah yang lain. Perhatikan
panah abu-abu tebal yang menunjukkan arah aliran elektron dari basis ke
kolektor. Arah aliran elektron ini jelas menunjukkan bias mundur, karena
elektron mengalir pada basis yang bertipe P menuju ke kolektor yang bertipe N.
Namun kenyataannya, pada persimpangan atau sambungan PN yang normal tidak akan
membiarkan arah elektron mengalir pada mode bias mundur (setidaknya bila tidak
ada perlawanan arus yang signifikan). Akan tetapi pada transistor yang jenuh
menunjukkan kecilnya perlawanan terhadap elektron. Hal ini dapat dibuktikan
dengan nyala lampu itu.
Mungkin jelas sudah
kalau fungsi transistor tidak bisa digantikan dengan dua dioda yang dihubungkan
seri secara back to back, karena persimpangan PN antara basis-kolektor dapat
mengalirkan arus atau elektron pada reverse bias saat transistor jenuh, sedangkan
dioda tidak bisa. Perhatikan gambar dibawah ini, yang menunjukkan dua dioda
yang tidak bisa menggantikan transistor sebagai saklar, sehingga lampu tetap
mati.
Sepasang dioda yang back to back tidak memiliki sifat seperti transistor |
Dari gambar diatas kita
bisa menyimpulkan, kalau transistor seperti dua dioda yang dihubungkan itu
mungkin hanya sebuah gambaran dengan tujuan untuk mempermudah kita dalam
pengujian transistor.
Sebenarnya bagaimana
prinsip dasar transistor itu bekerja? Pada bias mundur (reverse bias) sambungan
basis-kolektor mencegah arus kolektor saat transistor dalam mode cutoff (ketika
tidak ada arus basis). Dan jika sambungan basis-emitor menjadi bias maju oleh
sinyal pengendali, transistor menjadi jenuh dan tindakan sambungan
basis-kolektor yang tadinya memblokir/mencegah aliran arus akan berubah menjadi
mengalirkan arus, meskipun arah aliran itu dalam bias mundur (reverse bias).
Faktor level atau
konsenstrasi doping lah yang telah memainkan bagian penting dalam kemampuan
khusus yang dimiliki transistor, fakta ini dibuktikan lebih lanjut bahwa kolektor
dan emitor tidak dapat di tukar. Bila sebuah transistor hanya digambarkan
sebagai dua sambungan PN yang back to back, atau hanya sebagai lapisan PNP atau
NPN yang polos, mungkin akan tampak seolah-olah kedua ujung transistor dapat
berfungsi sebagai kolektor atau bisa juga sebagai emitor. Namun kenyataannya
transistor tidak seperti itu, kolektor dan emitor tidak dapat ditukar, meskipun
dalam kenyataannya lapisan emitor ataupun kolektor terbuat dari bahan atau
jenis doping yang sama (baik N atau P), namun emitor dan kolektor tentu tidak
sama secara identik.
Sampai disini dulu artikel tentang mengecek kondisi transistor bipolar, semoga artikelnya bisa bermanfaat. Baca juga artikel-artikel tentang transistor yang lainnya seperti "Prinsip dasar transistor sebagai device saklar" dan "transistor dalam mode aktif".
yuhuuu. makasih banyak sudah share
ReplyDeletesolder uap