2.1. Teori Dasar Transformator
Transformator merupakan suatu alat listrik yang
mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui
suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang
terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder.
Penggunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya
tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan serta merupakan
salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan
untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik.
Prinsip
kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu:
arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat
menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada transformator
diberi arus bolak-balik maka jumlah garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya
pada sisi primer terjadi induksi. Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari
sisi primer yang jumlahnya berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul
induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan.
1.1. Komponen Dalam Transformator
Suatu transformator terdiri atas
beberapa bagian yang terbagi atas bagian utama, bagian peralatan bantu dan
bagian peralatan proteksi. Berikut merupakan bagian-bagian tersebut beserta
fungsinya masing-masing :
A. Bagian Utama
a) inti besi
berfungsi untuk
mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui
kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh “Eddy Current”.
b) kumparan trafo
Beberapa lilitan kawat
berisolasi membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap
inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton,
pertinax dan lain-lain. Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan
sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik
maka pada kumparan tersebut timbul fluksi yang menginduksikan tegangan, bila
pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban) maka akan mengalir arus pada
kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c) kumparan tertier
Kumparan tertier
diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk
kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan
tertier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt, namun demikian tidak
semua trafo daya mempunyai kumparan tertier.
d) minyak trafo
Sebagian besar trafo
tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam minyak-trafo, terutama
trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat
sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai isolasi
(daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi.
e) bushing
Hubungan antara
kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah busing yaitu sebuah konduktor
yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor tersebut denga tangki trafo.
f) tangki dan konservator
Pada umumnya
bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan) dalam
tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservator.
B. Bagian Peralatan Bantu
a) pendingin
Pada inti besi dan
kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi
tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan
merusak isolasi di dalam trafo, maka untuk mengurangi kenaikan suhu yang
berlebihan tersebut trafo perlu dilengkapi dengan sistem pendingin untuk
menyalurkan panas keluar trafo.
b) tap changer
Tap Changer adalah
perubah perbandingan transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder
sesuai yang diinginkan dari tegangan jaringan/primer yang berubah-ubah. Tap
changer dapat dilakukan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau dalam
keadaan tak berbeban (off load), tergantung jenisnya.
c) alat pernapasan
Karena pengaruh naik
turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu minyakpun akan
berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi, minyak akan
memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam tangki,
sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan masuk
ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan
minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai
tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa
penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.
d) Indikator
Untuk mengawasi selama trafo beroperasi, maka perlu adanya
indikator pada trafo sebagai berikut:
·
indikator suhu minyak
·
indikator permukaan minyak
·
indikator sistem pendingin
·
indikator kedudukan tap
·
dan sebagainya.
C. Bagian Peralatan Proteksi
a) rele bucholz
Rele Bucholz adalah
rele alat/rele untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan di dalam
trafo yang menimbulkan gas.
Gas yang timbul
diakibatkan oleh:
a.
Hubung
singkat antar lilitan pada/dalam phasa
b.
Hubung
singkat antar phasa
c.
Hubung
singkat antar phasa ke tanah
d.
Busur
api listrik antar laminasi
e.
Busur
api listrik karena kontak yang kurang baik.
b) pengaman tekanan lebih
Alat ini berupa membran
yang dibuat dari kaca, plastik, tembaga atau katup berpegas, berfungsi sebagai
pengaman tangki trafo terhadap kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangki
yang akan pecah pada tekanan tertentu dan kekuatannya lebih rendah dari
kakuatan tangi trafo.
c) rele tekanan lebih
Rele ini berfungsi
hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam
trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba
dan langsung mentripkan P.M.T.
d) rele diferensial
Berfungsi mengamankan
trafo dari gangguan di dalam trafo antara lain flash over antara kumparan
dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di
dalam kumparan ataupun beda kumparan.
e) rele arus lebih
Befungsi mengamankan
trafo arus yang melebihi dari arus yang diperkenankan lewat dari trafo terseut
dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung
singkat.
f) rele tangki tanah
Berfungsi untuk
mengamankan trafo bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan
bagian yang tidak bertegangan pada trafo.
g) rele hubung tanah
Berfungsi untuk
mengamankan trafo bila terjadi gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah.
h) rele termis
Berfungsi untuk
mencegah/mengamankan trafo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas
lebih yang ditimbulkan oleh arus lebih. Besaran yang diukur di dalam rele ini
adalah kenaikan temperatur.
1.1. Klasifikasi Transformator
Transformator
mempunyai banyak sekali jenis atau macam-macamnya, baik berdasarkan fungsi pemakaiannya,
perbandingan jumlah lilitan maupun berdasarkan penyusun intinya. Klasifikasi
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
A. Berdasarkan perbandingan jumlah lilitan
primer dan sekunder
a) Transformator step up
transformator step up yaitu transformator yang
mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini
mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan
primer (Ns > Np).
b) Transformator step down
transformator step down yaitu transformator yang
mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini
mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan
sekunder (Np > Ns).
B. Berdasarkan pemakaianya
a) Transformator elektronik
transformator ini basa
digunakan pada peralatan-peralatan elektronik yang membutuhkan daya DC yang
relatif sangat kecil. Sehingga untuk mensuplai daya tersebut diperlukan adanya
transformator yang mengubah tegangan tinggi dari jala-jala PLN menjadi tegangan
rendah yang dibutuhkan oleh alat tersebut.
b) Transformator tenaga (distribusi)
transformator tenaga
adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan
tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya
(mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo-trafo tenaga
ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem
pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara
langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan di sisi netral 20 kV nya.
c) Transformator pengukuran
transformator juga
dapat digunakan sebagat alat bantu pengukuran. Dalam hal ini, transformator
pengukuran dibagi kembali menjadi dua jenis, yaitu
·
Transformator
pengukuran tegangan
transformator tegangan digunakan untuk
mengukur tegangan. Dengan mengetahui N1 dan N2, membaca
tegangan V2, serta menganggap transformator ideal maka tegangan V1
adalah : V1 = (N1 / N2)V2
Pentanahan
rangkaian sekunder diperlukan untuk mencegah adanya beda potensial yang besar
antara kumparan primer dan sekunder (antara titik a dan b) saat isolasi
kumparan primer rusak.
·
Transformator
pengukuran arus
Transformator
arus digunakan untuk mengukur arus beban suatu rangkaian. Dengan menggunakan
transformator arus maka arus beban yang besar dapat diukur hanya dengan
menggunakan alat ukur (ammeter) yang tidak terlalu besar.
Dengan mengetahui perbandingan
transformasi N1/N2 dan pembacaan ammeter (I2)
maka arus beban I1 dapat dihitung. Bila transformator dianggap ideal
maka arus beban: I1 = N2/N1
x I2
Untuk menjaga agar fluks (f) tetap tidak
berubah maka perlu diperhatikan agar rangkaian sekunder selalu tertutup. Dalam
keadaan rangkaian sekunder terbuka, ggm N2I2 akan sama
dengan nol (karena I2 = 0) sedangkan ggm N1I1
tetap ada sehingga fluks normal (f) akan
terganggu.
A. Berdasarkan penyusun intinya
a) Transformator
inti besi
trafo inti
besi banyak dipakai sebagai alat interface, step up, step down rangkaian
matching impedansi, matching voltage dalam rangkaian elektronik frekuensi
rendah.
Gambar transformator inti besi |
b) Transformator
inti ferit
Trafo inti ferit banyak dipakai sebagai alat
interface, Rangkaian matching Impedansi dalam rangkaian elektronik frekuensi menengah
Gambar transformator inti ferit |
c) Transformator
inti udara
Trafo inti udara banyak dipakai sebagai alat
interface rangkaian matching impedansi dalam rangkaian elektronik frekuensi
tinggi.
Gambar transformator inti udara |
Baca tentang transformator selengkapnya di Prinsip Kerja dan Efisiensi Transformator.
Saya siap membantu jika Bapak/Ibu sedang membutuhkan Trafo/Transformer oli atau kering dengan berbagai spesifikasi/custom merk Centrado. Juga menyediakan spare part Trafo seperti tap changer, bushing, skun, breather, seal/packing dll dengan harga yang kompetitif.
ReplyDeleteSilahkan menghubungi saya di whatsapp ini atau telp dinomor 0812-95358935
Terima kasih
MUARA TEKNIK ELEKTRIK
ReplyDeleteTransformator & Automation System
Kami Menyediakan Trafo dan modul kontrol untuk kebutuhan industri atau perorangan :
- Trafo Step down 1 Phase
- Trafo Step down 3 Phase
- Trafo Step up 1 Phase
- Trafo Power Supply
- Trafo Rectifier 1 Phase
- Trafo Rectifier 3 Phase
- Trafo EDP
- Trafo Electro Platting (Nickel,Chrome,Zinc)
- Trafo Elektrokoagulasi
- Module SCR Controller 3 Phase
- Module SCR Controller 1 Phase
- Module Regulator Power Controller
- Module SCR Firing Gate Controller
- Module Thyristor Voltage Regulation
- Module Elektrokoagulasi
Muara Teknik Elektrik
www.mtelektrik.id
Saepul anwar, S.kom (Official Sales & Marketing)
0852-1552-5453
saepul@mtelektrik.id
Office : Jl. Raya Narogong No.KM. 11, RT.002/RW.010, Bantargebang, Kota Bks, Jawa Barat 17151
Workshop : Kp. Ciketing RT. 001/002 kelurahan. Sumur batu, RT.004/RW.002,
kecamatan, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat 17151