Pengertian dan
fungsi solid state relay sebenarnya sama saja dengan relay elektromekanik yaitu
sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau diaplikasikan di industri-industri
sebagai device pengendali. Namun relay elektro mekanik memiliki banyak
keterbatasan bila dibandingkan dengan solid state relay, salah satunya seperti
siklus hidup kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan besarnya daya
kontaktor relay. Karena keterbatasan ini, banyak produsen relay menawarkan
perangkat solid state relay dengan semikonduktor modern yang menggunakan SCR,
TRIAC, atau output transistor sebagai pengganti saklar kontak mekanik. Output
device (SCR, TRIAC, atau transistor) adalah optikal yang digabungkan sumber
cahaya LED yang berada dalam relay. Relay akan dihidupkan dengan energi LED
ini, biasanya dengan tegangan power DC yang rendah. Isolasi optik antara input
dan output inilah yang menjadi kelebihan yang ditawarkan oleh solid state relay
bila dibanding relay elektromekanik.
Solid state relay
itu juga berarti relay yang tidak mempunyai bagian yang bergerak sehingga tidak
terjadi aus. Solid state relay juga mampu menghidupkan dan mematikan dengan
waktu yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan relay elektromekanik. Juga
tidak ada pemicu percikan api antar kontak sehingga tidak ada masalah korosi
kontak. Namun solid state relay masih terlalu mahal untuk dibuat dengan rating
arus yang sangat tinggi. Sehingga, kontaktor elektromekanik atau relay
konvensional masih terus mendominasi aplikasi-aplikasi di industri saat ini.
Salah satu
keuntungan atau kelebihan yang signifikan dari solid state relay SCR dan TRIAC
adalah kecenderungan secara alami untuk membuka sirkuit AC hanya pada titik nol
arus beban. Karena SCR dan TRIAC adalah thyristor, dengan sifat hysteresisnya
mereka mempertahankan kontinuitas sirkuit setelah LED de-energized sampai saat
AC turun dibawah nilai ambang batas (holding current). Secara praktis apa
artinya semua ini, artinya adalah rangkaian tidak akan pernah terputus
ditengah-tengah puncak gelombang sinus. Waktu pemutusan seperti yang ada dalam
rangkaian yang mengandung induktansi besar biasanya akan menghasilkan lonjakan
tegangan besar karena runtuhnya medan magnet secara tiba-tiba di sekitar
induktansi. Hal seperti ini tidak akan terjadi saat pemutusan dilakukan oleh sebuah SCR atau TRIAC. Kelebihan fitur
ini disebut zero-crossover switching.
Salah satu kelemahan
dari solid state relay adalah kecenderungan mereka untuk gagal menutup kontak output mereka. Jika relay
elektromekanik cenderung gagal saat membuka, solid state relay cenderung gagal
saat menutup. Selain harganya mahal mungkin karena kelemahan gagal menutup
inilah yang menjadi pertimbangan untuk memakai solid state relay. Dan karena
gagal saat membuka dianggap lebih aman dari pada gagal saat menutup, relay
elektromekanik masih lebih disukai dibanding solid state relay dalam banyak
aplikasi di industri.
Sampai disini dulu
artikel pengertian dasar solid state relaynya. Mohon maaf atas keterbatasannya,
walaupun cuma sedikit semoga bisa bermanfaat. Baca juga artikel-artikel lainnya
seperti “Teori Dasar SCR”, dan “Pengertian TRIAC”.
Apakah SSR ini digunakan untuk kontrol on off saja? Apa bisa digunakan untuk kontrol berbasis closed loop?
ReplyDeleteSaya bingung mengenai hasil tegangan dari ssr, bila tertera 12vdc/220vac, apakah artinya input harus selalu 12vdc dan ouputnya akan selalu 220vac? Bagaimana dengan tegangan hasil keluaran sistem kontrol, diaplikasikan ke ssr nya itu bagaimana? Terimakasih
Apakah SSR ini digunakan untuk kontrol on off saja? Apa bisa digunakan untuk kontrol berbasis closed loop?
ReplyDeleteSaya bingung mengenai hasil tegangan dari ssr, bila tertera 12vdc/220vac, apakah artinya input harus selalu 12vdc dan ouputnya akan selalu 220vac? Bagaimana dengan tegangan hasil keluaran sistem kontrol, diaplikasikan ke ssr nya itu bagaimana? Terimakasih
ok min
ReplyDeletealat pemisah lcd